it's me!!

it's me!!

Sabtu, 05 November 2011

Pencuri Hati

Aku ingin sedikit bercerita, tentang dia. Dia yang telah berhasil mencuri hatiku, mungkin terdengar terlalu pujangga, tapi yah aku menganggapnya begitu. Dia memang pencuri, pencuri ulung tapi bukan mencuri sesuatu yang merusak reputasinya melainkan mencuri sebuah hati dan itu adalah hatiku. Terserah aku mau dibilang berlebihan atau terlalu mengada – ada tapi itulah yang aku rasa, hatiku telah tercuri dan itu olehnya. Dan entah kenapa hati yang telah dicurinya itu kurasa tak kan pernah bisa lagi kukembalikan seperti semula, sepertinya selamanya akan tercuri olehnya... seperti itu!!

Aku tidak pernah menyangka dia lah orangnya, terlalu tidak percaya saat dulu aku pertama mengenalnya hanya dari kebetulan semata, dan itu di dunia maya, dunia yang bagi sebagian orang hanya fiktif dan tidak bisa dipercaya sepenuhnya. Tapi yah itu yang kualami, dengan dimulai dari sifat narsis ku yang kurasa over aku merasa senang bisa berkenalan dengan seseorang yang kurasa mampu mengabadikan sisi kenarsisanku. Hanya saja dulu seperti ada pembatas dikepala dan hati kami masing – masing, yah ini sekedar antara aku yang narsis dan dia yang bisa mengabadikan kenarsisan itu, tak ada yang lain, tak ada yang terpesona.

Dan aku merasa heran, karena semua yang kita rencanakan tak pernah terjadi, hanya sekedar bercerita aku ingin ini itu dan kau berusaha mengiyakan tapi tanpa pernah sekalipun aku ;ihat bagaimana rupamu. Lalu kita pun lupa akan semua yang pernah kita atur, kau berlalu dengan duniamu dan aku dengan duniaku. Hingga pada suatu ketika aku tak ingat bagaimana cerita dan awalnya selalu ada pesan singkat atau suara renyahmu disetiap hari – hariku, aku mencoba untuk berlalu saja tak memperdulikanmu yang mulai selalu ada, tapi semakin hari aku seperti sadar apa mungkin aku tidak akan kecarian bila kau pergi? Bila kau tidak lagi ada di hari – hariku?, tak lama setelah aku berfikir begitu kau pun benar – benar pergi, lalu seperti bisa ditebak aku mencarimu, aku menunggumu hanya aku tak mengungkapkannya, tak menunjukkannya. Cukup dengan menulis di kertas – kertas bisu itu “aku mencarimu, kamu kemana?” yah hanya itu yang mampu aku lakukan, karena jujur selimut gengsi itu masih mendekapku erat.

Dengan nyaman lalu kau datang lagi, dan aku seperti menikmatinya lagi, menikmati saat bisa tahu apapun yang kau lakukan, mungkin cukup dengan kata “selamat pagi” atau “selamat tidur” saja kau sudah membuatku senyum sendiri dan sedikit mulai ingin merapikan rambut agar bisa terlihat menawan, waktu itu aku senang dan menemukan sebuah perasaan yang tidak tahu apa tapi aku nyaman dekat denganmu. Tapi memang tak semudah cerita – cerita di novel yang sering kubaca, kurasa terlalu banyak liku di cerita ini, kau pun pergi, datang, dan pergi lagi. Membuatku bosan, dan aku pun tak bisa menanggalkan gengsiku ini. Aku sempat membencimu, tak ingin lagi tahu apapun tentangmu, tapi lagi – lagi aku tak pernah berhasil. Di dunia maya kaulah yang selalu muncul pertama kali di halaman jejaring sosialku, dan tak pernah kuasa untuk menahan keinginan untuk melihat apa kegiatanmu. Terselip juga doa tentangmu pada Tuhanku agar bila kau tak tepat mohon aku dibantu supaya menghilangkanmu dari fikiranku.

Sampai pada suatu ketika aku harus pergi sedikit jauh, jauh dari orang yang kusayangi, dan mungkin keputusan terhebat yang kubuat selama aku hidup. Yah, aku Pindah!. Sempat terfikir kamu, tapi pada saat itu aku hanya berfikir kau pasti sudah tidak perduli padaku, toh kita sudah terlalu lama tak saling sapa. Tapi mungkin campur tangan Tuhan bekerja disini, mungkin Tuhan ingin menjawab doaku bahwa Kau lah yang tepat dan tidak dijauhkan dariku. Kau pun datang lagi dan entah kenapa kali ini kedatanganmu penuh dengan sejuta pasti. Apa mungkin likuan untuk kita sudah cukup, apa mungkin inilah saatnya semua pertanyaan – pertanyaan tentangmu dijawab?, kau datang dengan menawarkan hati yang telah terisi penuh dengan cinta untukku, yang dulu bahkan aku takut untuk berharap itu terjadi. Aku memang terlalu egois dan hampir menganggap cinta itu tak pernah ada, bahkan sempat aku berfikir aku menyerahkan saja semua urusan tentang cinta pada orangtuaku, biar mereka yang memilihkan siapa cinta untukku lalu selamatlah aku dari jeratan umur yang terus bertambah. Yah sepertinya parah sekali, tapi itulah aku yang pernah merasa terlalu kecewa dengan cinta dan tak mau menganggapnya punya kebaikan lagi.

Lalu sepertinya Tuhan ingin merubah pandanganku, perasaanku, dan dia pun mengirimkan bantuannya dengan mendatangkanmu, kau datang dengan segenggam harapan bahwa cinta itu bisa membawa kebaikan lagi. Sempat meragu karena aku tahu cinta di awal selalu baik, manis dan tak pernah kelabu. Tapi kurasa kau telah berguru kepada Tuhan sekian waktu hingga mampu membuatku menurunkan segala gengsi dan putar arah berfikir tentang cinta, apa aku memang harus mulai mempercayaimu? Mempercayai bahwa kau yang ditugasi Tuhan untuk memberi kebahagiaan untukku, dan seperti dibisikkan malaikat dari surga aku mengiyakan menerima hati yang kau akui telah terisi penuh dengan cinta untukku itu. Semacam ada kelegaan juga di jiwaku bahwa yah sudah lama aku sebenarnya sering berfikir tentangmu tapi selalu dengan terpaksa cepat – cepat kuhilangkan.

Dan jadilah seperti itu, semua janji indah pun terucap. Bahagia? Sangat...aku tak pernah merasakan ini sebelumnya, ini cinta yang beda, beda dan yah aku semakin nyaman serta yakin denganmu. Kau mampu ada disetiap saat yang kurasa kau tak bakal ada, kau membuat segalanya mudah dan jadi tenang, mungkin terlalu berlebihan aku berkata tapi kurasa tidak, karena ini benar yang kurasa. Kau lah pencuri ulung itu, pencuri yang kurasa sudah lama mengendap – endap rumah hatiku lalu setelah kau rasa yakin dan saatnya tepat kau pun melaksanakan aksi pencurianmu dengan mengambil semua yang ada di hatiku, tak tersisa apapun. Yah, aku merasa tak kan mampu mencintai orang lain lagi, semua doaku hanya tertuju untuk dan denganmu. Semoga Tuhan mengabulkan.

Kuharap, hati penuh cinta yang kau tawarkan itu akan tetap seperti itu, tidak berubah. Karena aku pun akan begitu. Semoga Tuhan mengamini semua doa dan mimpi – mimpi kita. Sayang kamu selalu pencuri hatiku.....Novri Maulana.


Vira Irma Sari
5 November 2011